Selasa, 08 Mei 2012

उनिवेर्सितासी hubungan


OLEH konny A Universalisasi Hubungan

Universalisasi Hubungan adalah ketika kita memaksimalkan intraksi kita dengan banyak orang, dengan ruang dan alam yang lebih luas,manusia tanpa batas “ karena pada dasarnya dunia ini tiada batas---seperti judul lagu The Corrs,No Frontiers

If life a river and you heart is a boat

And I,m just like a water baby baby baby baby

Born to Float…

And if life is a wild wind that blows way on high,

And your heart is Amelia dyng to fly,

Heaven knows no frontiers and I,ve seen heaven in your eyes

Jika hidup sungai dan hatimu adalah perahunya

Dan jadilah air,saying,lahirlah untuk terapung

Dan jika hidup adalah angin liar

Yang berhembus kecang dan meninggi

Dan hatimu terbentang untuk terbbang

Surga tahu bahwa tak ada batas-batas dan aku telah

Melihat surga di matamu

Jika kita di batasi,dipasung, dan di tindas,bukankah kita harus menghilangkan hambatanan

Hambatan itu? Namun,waspadalah! Penindasan dan belenggu terhadap tubuh dan jiwa kita juga akan menghasilkan mekanisme psikologis yang membuat kita seakan mendapatkan kebebasan , tetapi pada kenyataannya sama sekali tidak ---ilusi kebebasan!

Masyarakat yang di warnai dengan ,penindasan ketika sedikit orang mencari keuntungan dan mendapatkan kenikmatan hidup,akan memasung tiap-tiap individu hingga hubungan dengan dunia dan orang-orang lainnya terbatas.Bahkan,secara jelas hukum dan aturan yang membatasi hubungan, intraksi terutama dari kalangan bangsawan yang melarang anak-anaknya untuk berdekatan dengan orang-orang bawahan.seorang ibu dari keluarga bangsawan bilang pada anak-anaknya jangan dekat-dekat dengan orang miskin.kamu tidak boleh hubungan dengan anak-anak keluarga biasa,kamu harus mendapatkan pasangan yang sepadan dengan status kebangsawanan kita!

Tanggung jawab kaum Generasi muda

Kaum generasi muda mempunyai peranan dan tanggung jawab yang menentukan bagi masa depan bangsa dan Negara.sebab kaum mudalah yang akan meneruskan hidup suatu bangsa di bdang politik,di bidang social,di bidang kebudayaan,di bidang ekonomi,ya di segala bidang kehdupan dan pembangunan bangsa dan Negara,masa depan Negara dan bangsa terletak diatas bahu para mudanya. Kemajuan dan kesejahteraan hidup di masa depan lebih besar.tidklah berlebih-lebihan bila di katakana hidup matinyya suatu bangsa,”to be or not to be”suatu bangsa ada ditangan kaum mudanya.maka dari itu di minta agar kaum muda kami berusaha bersama dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk lebih pandai,lebih ahli,lebih terampil,lebih giat dan bersemangat,lebih maju cara berpikir dan bertindaknya.kinilah saatnya maka dari itu marilah kami berusaha bersama demi bangsa dan Negara khususnya di tanah papua

Fungsi daya pikir kita

Untuk menunjung dan memunaikan tanggung jawab yang demikian pentingnya,janganlah kita berpikir bahwa kita harus mempunyai kedudukan yang terpandang dalam masyrakat:memegang jabatan penting,pangkat,tinngi,kekuasaan besar.tanggung jawab itu diukur menurut pengabdian dan pengorbanan kita kepda kesejahteraan umum.oleh kareana itu yang pada pokoknya penting bagi pembangunan bangsa di segala bidang ialah,nilai kita masing-masing sebagai pribadi : kedewasaan berpikir,kekuatan kehendak,kejujuran dan kehendak,keterbukaan sikap,kecintaan akan kebenaran dan kesejahteraan bersama.sebagai seorang pribadi yang hidup bermasyarakat,kita masing-masing di harapkan menjadi orang yang kreaktif,penuh kesadaran,penuh inisiatif,social.esnjata ampuh andalan kita untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur terutama adalah daya pikir kita masing-masing.maka itu pentingnya berkomunikasi lewat tulisan atau lisan karna banayk munculnya inovasi-inovasi baru di berbagai bidang kehidupan di masa kini maka kami perlu mengembangkan pendapat dan tulisan, di bidang informatika dengannya lewat google, blogger,facebook,web .semuanya ini suatu cara yang terpenting untuk mengkomunikasikan ide-ide kita dll.

Pentingnya komunikasi

Manusia adalah makhluk yang berpikir,Oleh karena itu ia akan mempunyai ,ide-ide , gagasan-gagasan ,,intuis-intuisi,cita-cita,argument-argumen,pertanyaan-pertanyaan,kesangsian-kesangsian,sdb,itulah yang di butuhkan masyarakat,itulah yang kita sumbangkan demi kesejahteraan umum.maka dari itu jangan kita biarkan pikiran-pikiran kita,pendapat-pendapat tinggal tersimpan dan terpendam dalm benak kita,sebab betapapun baiknya pikiran kita,bila tidak kita komunikasikan kepada orang lain,tak aka nada gunanya,tak akan ada buahnya.sebaliknya,bila kita mauada kita menyampaikan gagasan-gagasan kita kepada orang lain,kepada masyarakat,mungkin sekali kita akan sangat berjasa kepada masyarakat,jika tidak dalam waktu dekat,mungkin kelak di kemudian hari.Ibarat sebuah batu yang kita lemparkan kedalam kolam akan menimbulkan lingkaran-lingkaran ombak kecil yang mengembang sampai tepi kolam,Demikian juga gagasan-gagasan baik yang kita lontarkan kedalam masyarakat tentu akan membahwa pengaruh yng luas.maka dari itu perlulah kami dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kita kepada orang lain dengan jelas,berdaya guna dan bertepat guna.

Syalom……………………selamat membaca Bagi yang membaca artikel ini

Senin, 18 Juli 2011


BY:KONNY AMISIM SISWA SMA LOKON ST NIKOLAUS
TOMOHON SULUT. THE JACKPOT
EVANGELISTA TOTTICELLI
1.Alexander mata
2.Allysa marcella sutedja
3.Amanda theodora sophia nemboapit
4.Ariens willy leonardo lamongi
5.Anastasia jamlean
6.Chiritian george emor
7.Cicilia veronica runtuwene
8.Clara venessa malingkas
9.Cynthia mutiara tumbel
10.Dedi imingkawak
11.Devina laurencya abraham
12.Esri lintin
13.Feby dewina pongilatan
14.Gary kevinjonathan
15.Glenn gabriel williams mamahit
16.lestari darise
17.merry imelda tahupiah
18.monica ladymeloh
19.natalia anggaibak
2o.patricia valiana senduk
21.patrick clinton daud gagola
22.reinhard james roring
23.rifrita fransisca halim
24.sara margaretha djojowagonoro
25.stefanus sugiharto jayawinata
26.tambunan esra gloria romauli
27.tebastianus yatipai
28.tirta loanata
29.tomy moses lallulangi
30.toncy ubruangge
31.vini vidi vici maleke
32.yolanda clawdia warunussy
33.ivalinda twenty
34.jeany chisty mairuma
35.jeifantia chindy menajang
36.kevin franken susanto letsoin
37.kevin johanes kawengian
38.natalia liow
39.maria nataly purti liman
3o.marlyne brenda sinyal
31.michael widodo
32.moningka tosin
33.nicodemus walten
34.noflin junuta sarrin
35.riany liyanto
36.samsudin jecly
37.sani ssandiky meokbun
38.stphani chiristine setiawan





1.Amelda twenty
2.apolonarius kuyami
3.arihta johana wulandari gintang
4.billy sitanggang
5.billy thandy tulungen
6.chistian ari wikamta
7.christine stephani tuegeh
8.cicilia wijawati
9.cindy yosephin motulo
1o.claudia marina pongsilurang
11.critopher milhan long
12.david limboris
13.dirgawati wong
14.esther yosilia ernawati longdong
32.yolanda clawdia warunussy
33.ivalinda twenty
34.jeany chisty mairuma
35.jeifantia chindy menajang
36.kevin franken susanto letsoin
37.kevin johanes kawengian
38.natalia liow
39.maria nataly purti liman
3o.marlyne brenda sinyal
31.michael widodo
32.moningka tosin
33.nicodemus walten
34.noflin junuta sarrin
35.riany liyanto
36.samsudin jecly
37.sani ssandiky meokbun
38.stphani chiristine setiawa
1.Archi chistian ruslim
2.alvin chistopher alam
3.angelia regina wenas
4.carolyn feiby supit
5.angelie monica taroreh
6.chisto bless eman
7.corneles salomo sikora
8.david ignatius orlanda
9.debby angelica ongoh
10.eliakim tini
11.giovanni gilroy luntung
12julio andre waroka
13.kevin sumendap
14.konny amisim
15.lanri tangkere
16.leonica kouce lomboan
17.lecitia timex
18.louis fhasa lolong
19.marchegian lala
20.maria magdalena wanoma
21.richard long
22.sendy angelina lenak
23.skolastika taaweran
24.williamtanujaya
1.bendictus wisnu yahya
2.brillian julius
3.editha deigin
4.eduard chistofel wilar
5.febrina feisy manona
6.gracecilia f.khosuma
7.herman emilio saklil
8.herman jawa
9.joshua grha p.arapadatu
10.kevin rizky bachtiar
11.kristian tsenawatme
12.lynneke utsieky
13.petra monika sunme
14.pingkan marlin kotambunan
15.petrus jimmy rumlus
16.raya putri mayangsary pata
17.selly yashinta yh.laseduw


18.shely siangta
19.Wopy kulla
20.jopina murib

BY:KONNY AMISIM SISWA SMA LOKON DAN NAMA-NAMA KELULUSAN TAHUN 2010/2011 ANGKATAN 7 JACKPOT



Selasa, 19 Oktober 2010

puisi

Kebahagiaanku
Kali ini ku harus membuat semuanya nyata...
ku akan kembali kepadanya meski hanya tuk sementara...
ku ingin mengingat kenangan masa2 lalu
yang tak kusadari adalah masa laluku
yang bahagia dan tak kan pernah ada gantinya...

kini ku akan pergi menjemput impian
yang siap menanti ku hadir disisinya...
Walau semua ini tanpa adanya rencana...
karena ku tahu ini adalah kuasa dan takdir-Nya...

Ku tak biasa tanpanya...
ku harus tetap berada disampingnya...
tuk meraih masa depan dan kebahagiaan yang saat ini sirna...
Menampilkan entri terbaru dengan label Puisi Kenangan. Kali ini ku harus membuat semuanya nyata...ku akan kembali kepadanya meski hanya tuk sementara...ku ingin mengingat kenangan masa2 laluyang tak kusadari adalah masa lalukuyang bahagia dan tak kan pernah ada gantinya...kini ku akan pergi menjemput impianyang siap menanti ku hadir disisinya...Walau semua...
Menampilkan entri terbaru dengan label. Aku yang tak pernah mengharap cinta yang lainBerharap cinta yang terjalin akan kekalBersama kasih sayang yang ku punyaHanya untuk kau yang ku cintaKau yang dulu menjadi bidadari hidupkuYang slalu membuat ku bahagiaMeski banyak dilema dalam hatikuKini semuanya hanya kenanganMeskipun pahit yang kurasakan...
kenangan . . .yang teringat hanya canda dan kesedihandalam gelap hati aku menangismengenangpun tak jadi artisemua yang telah terjaditakkan kembalikenangan . . .kan tercipta bila kekasih pergituk selamanyabisikan hati yang tersimpan dalam bayangan telah jadi bintangkali ini ku takkan biarkan ia terjatuh...

Selasa, 12 Oktober 2010

my story konny amisim

From Bellah towards Lokon
Frankly, I'm really proud to be born in the interior Bellah, Mimika regency, Papua, on June 25, 1992. Even more proud that I have named Julibeta Balinol mother and father named Samuel Amisim. My third child. I live in families who embraced Protestant Christianity. My name Konianus Amisim. Everyday I call my friend, Konny.
When I was 6 years old, in my kampong in Bellah a war between the OPM with the Indonesian military. I still remember the atmosphere was very tense. There-sani looks messy. Not a few of many victims from both sides. This war flare up during one year, ie 1997. Not only that, the war was widespread until the village Alamah the mileage from Bellah for 3 days.
Because security is less assured in the village of my birth, my parents and my sister evacuated to the city government Timik with helicopter flight about 1 hour old.
New life in the town of Timika, Mimika regency began I live with my brothers and my parents. I then in elementary school Mimika Presidential Directive 9 on the year 1999. In 2005 I graduated from elementary school. Then, I went to junior high school n N 3, in the SP 5, Timika.
There are experiences that make me the trauma and grief. When I sit in class 3 junior high school, there were wars between the Dani and Damal in Koamkilama. These tribal wars raged so hard that I moved school and could not finish it in junior high.
Because Susana war, I was in junior high school moved Agimuga State, west of Timika. Distance Timika Agimuga two-day trip to wear "Jonson" or perhau vehicles. I remember that time we moved together with my friends who totaled 15 people. I remember two names are now both in high school Lokon St. Nikolaus, Tomohon, North Sulawesi. Namely Editha Degin, Izak Masawarol. At Junior High School Agimuga, I passed the national exam in 2008.
At the time I lived in this Agimuga I heard the news of acceptance tests for those who want to continue their studies at the high school or university, organized by LPMAK. Therefore, I went down to Timika to take the test in LPMAK and I finally passed the high school entrance test Lokon St. Nikolaus Tomohon, North Sulawesi. How happy I was accepted at the high school Lokon it although I do not have the slightest shadow on the situation and condition of the school.
As many as 25 people managed to penetrate into high school students Lokon. Arriving in Lokon, I just know that the school has complete facilities in particular has many laboratories. I met a lot of friends from various places such as Java, Kalimantan, Makassar, Maluku, Palu, Tahuna, and Manado and Tomohon. My impression of this school are embracing multi-racial, multi religion and culture. The atmosphere is really exciting for me in adapting to school environment.
In high school we learned in this Lokon matriculation class. One by one, I left high school friend Lokon because "not survive" life in the dorms and school and go back to Papua. Finally the remaining 19 students who still survive in this Lokon high school until now. I'm with friends who have it do not remember going home to Papua unless due to illness or other obstacles. Students who attend school in high school this Lokon come from various ethnic regions throughout Indonesia. Without felt I had completed the matriculation classes within 10 months. A total of 15 students passed the matriculation program. Only thanks to the grace of God we are now sitting in class XI Lokon high school, school-based curriculum of life. In this school instilled the values of life such as study hard, diligent work, humble, positive thinking, fear of the Lord.
LIFE MORE "YES" AFTER FOLLOWING matriculation
Matriculation is a program designed by LPMAK for the purpose of provision of academic and non academic skills in preparation for college entrance. After my matriculation program for a year, I felt a big change in me, both in terms of academic and everyday life. These changes occur because during the matriculation program I get a lot of knowledge (Economics, English) and practical skills (public speaking, directing, singing), which has not fully acquired while receiving education in Timika.
The matriculation program is an intensive I get a variety of subject matter. In addition I was also acquire new knowledge and skills related to the way of life as a student and society in general. New knowledge and skills that I found in subjects that are life skill. I was assisted to find ways of living well and doing activities to learn and work effectively. Courage I trained so that when I go to college, I did not feel awkward anymore, and dare to appear in public.
The experience that I can as long as I follow the program at the high school matriculation Lokon St. Nikolaus Manado, the capital will be ready for me to learn in college. Program matriculation class I felt very helpful, because if I go straight into the regular classroom program, then I would have difficulty in absorbing the learning materials provided and are not able to compete with friends in high school Lokon. Friends who are from outside Timika previously has received a better quality basic education than in Timika.
Learning process in Timika is less meemadai because the teachers who teach in elementary, junior high and high school rarely enter. Usually the teachers in a month only 2 weeks of teaching. This occurs mainly in the villages or villages in various districts. The same thing also happened central town of Timika in Papua. Even more worrying again, teachers who teach in rural-rural or remote areas. Timika students do not get the subject matter which is equivalent to students who are from outside Timika. This is what encouraged me to study hard during the program at the high school matriculation classes Lokon St. Nikolau. I tried hard until finally I could pass the matriculation program and now I'm sitting in class XI High School.
Learning from experience, I think the matriculation program is very important for student friends from the Mimika district, especially the friends from the interior of Timika in preparation for later attending regular high school classroom or college.
I have a message for friends who will learn in high school or college friends should follow the matriculation courses to prepare themselves for further study in college. Siapkankanlah good mental and learn to think an adult. Do your friends think that this program will hamper the study, but this program will provide your friends with the basic skills and practice good lifestyle habits. Prepare a clear mind and open heart. Your friends will learn about the changing ways of thinking and a positive attitude. Honesty is also very important. Friends need to prepare a strong passion for this program is not easy to follow. Experience shows there are friends who do not pass the program and should be returned to Timika. But do not be pessimistic. Be optimistic. And do all things in earnest, let God finish the rest. Happy learning. Amen.

Sabtu, 18 September 2010

pengalamanku .............

Dari Bellah menuju Lokon  Terus terang, saya sungguh bangga dilahirkan di pedalaman Bellah, Kabupaten Mimika, Papua pada tanggal 25 Juni 1992. Lebih bangga lagi saya mempunyai ibu yang bernama Julibeta Balinol dan ayah yang bernama Samuel Amisim. Saya anak ketiga. Saya hidup di keluarga yang memeluk agama Kristen Protestan. Nama saya Konianus Amisim. Sehari-hari teman saya memanggil saya, Konny.  Ketika saya masih berusia 6 tahun, di kampung saya di Bellah terjadi perang antara OPM dengan tentara Indonesia. Saya masih ingat suasana saat itu sangat mencekam. Di sana-sani tampak berantakan. Tidak sedikit banyak korban dari kedua belah pihak. Perang ini bergejolak selama satu tahun, yaitu tahun 1997. Tidak hanya itu, perang ternyata meluas sampai di kampung Alamah yang jarak tempuh dari Bellah selama 3 hari.  Karena keamanan kurang terjamin di kampung kelahiran saya maka, orang tua mengungsikan saya dan kakak saya menuju ke kota Timik dengan pesawat Helikopter pemerintah sekitar 1 jam lamanya.  Kehidupan baru di kota Timika, Kabupaten Mimika mulai saya jalani bersama kakak-kakak saya dan orang tua saya. Saya kemudian sekolah di SD Inpres Mimika 9 pada tahun 1999. Tahun 2005 saya tamat dari SD. Lalu, saya n melanjutkan ke SMP N 3, di daerah SP 5, Timika.  Ada pengalaman yang membuat saya trauma dan sedih. Ketika saya duduk di kelas 3 SMP, terjadi peperangan antar suku Dani dan Damal di Koamkilama. Perang suku ini berkobar begitu hebat sehingga saya pindah sekolah dan tidak bisa menamatkan di SMP itu.  Karena Susana perang itu, saya pindah sekolah di SMP Negeri Agimuga, sebelah Barat Timika. Jarak Timika ke Agimuga dua hari perjalanan pakai “Jonson” atau perhau bermotor. Saya ingat waktu itu kami pindah bersama dengan teman-teman saya yang berjumlah 15 orang. Saya ingat dua nama yang sekarang sama –sama sekolah di SMA Lokon St. Nikolaus, Tomohon, Sulawesi Utara. Yaitu Editha Degin, Izak Masawarol. Di SMP Negeri Agimuga, saya lulus mengikuti ujian nasional pada tahun 2008.  Pada waktu saya tinggal di Agimuga inilah saya mendengar berita tentang tes penerimaan bagi mereka yang mau melanjutkan studi di ke SMA atau Perguruan Tinggi, yang diselenggarakan oleh LPMAK. Oleh karena itu, saya lalu turun ke Timika untuk mengikuti tes di LPMAK dan akhirnya saya dinyatakan lulus tes masuk SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon, Sulawesi Utara. Betapa senang saya diterima di SMA Lokon itu meski saya tidak mempunyai bayangan sedikitpun tentang situasi dan kondisi sekolah.  Sebanyak 25 orang siswa berhasil tembus masuk SMA Lokon. Sesampainya di Lokon, baru saya tahu bahwa sekolah itu memiliki fasilitas yang lengkap terutama memiliki banyak laboratorium. Saya berkenalan dengan banyak teman-teman dari berbagai tempat seperti Jawa, Kalimantan, Makasar, Maluku, Palu, Tahuna, dan Manado serta Tomohon. Kesan saya sekolah ini memang menganut multi ras, multi agama dan budaya. Suasana ini sungguh mengasyikkan bagi saya dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah.  Di SMA Lokon ini kami belajar di kelas matrikulasi. Satu per satu, teman saya meninggalkan SMA Lokon karena “tidak bisa bertahan” hidup di asrama dan sekolah dan pulang kembali ke Papua. Akhirnya tersisa 19 siswa yang masih bertahan di SMA lokon ini sampai saat ini. Saya dengan teman-teman yang ada ini tidak ingat mau pulang ke Papua kecuali karena sakit atau halangan lainnya. Siswa-siswa yang bersekolah di SMA Lokon ini datang dari berbagai suku daerah se-Indonesia. Tanpa terasa saya telah menyelesaikan kelas matrikulasi dalam waktu 10 bulan. Sebanyak 15 siswa lulus mengikuti program matrikulasi . Hanya berkat kasih karunia Allah kami sekarang duduk di kelas XI SMA Lokon, sekolah yang menerapkan kurikulum berbasis kehidupan. Di sekolah ini ditanamkan nilai-nilai kehidupan seperti rajin belajar , rajin bekerja, rendah hati, berpikir positif, takut akan Tuhan.  HIDUP MAKIN “YES” SETELAH MENGIKUTI MATRIKULASI  Matrikulasi merupakan program yang dirancang oleh LPMAK dengan tujuan memberikan bekal kemampuan akademik dan non akademik untuk persiapan masuk kuliah. Setelah saya mengikuti program matrikulasi ini selama setahun, saya merasakan perubahan besar dalam diri saya, baik dalam hal akademik maupun hidup sehari-hari. Perubahan ini terjadi karena selama mengikuti program matrikulasi saya mendapatkan banyak sekali pengetahuan (Ekonomi, Bhs Inggris) dan ketrampilan praktis (public speaking, memimpin, menyanyi) yang selama ini belum diperoleh sepenuhnya sewaktu menerima pendidikan di Timika.  Dalam program matrikulasi ini secara intensif saya mendapatkan berbagai materi pelajaran. Selain Itu saya juga memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru berkaitan dengan cara hidup sebagai pelajar dan masyarakat pada umumnya. Pengetahuan dan ketrampilan baru itu saya temukan dalam mata pelajaran yang bersifat life skill. Saya merasa dibantu untuk mengetahui cara hidup yang baik dan melakukan kegiatan belajar maupun bekerja secara efektif. Keberanian saya dilatih supaya ketika saya lanjut ke perguruan tinggi, saya merasa tidak canggung lagi serta berani tampil di depan umum.  Pengalaman yang saya dapat selama saya mengikuti program matrikulasi di SMA Lokon St. Nikolaus Manado, menjadi modal bagi saya untuk nantinya siap belajar di perguruan tinggi. Program kelas matrikulasi saya rasakan sangat membantu, sebab apabila saya langsung masuk ke program kelas regular, maka saya akan mengalami kesulitan dalam menyerap materi –materi pelajaran yang diberikan dan tidak mampu bersaing dengan teman-teman yang ada di SMA Lokon. Teman-teman yang berasal dari luar Timika sebelumnya telah mendapat dasar pendidikan yang lebih bermutu daripada di Timika.  Proses pembelajaran di Timika sangat kurang meemadai sebab para guru yang mengajar di SD, SMP maupun SMA jarang masuk. Biasanya para guru dalam sebulan hanya 2 minggu mengajar. Ini terjadi terutama di desa-desa atau kelurahan di berbagai kabupaten. Hal yang sama pula juga terjadi pusat kota Timika Papua. Yang lebih memprihatinkan lagi, para guru yang mengajar di pedalaman-pedalaman atau daerah-daerah terpencil. Siswa Timika tidak mendapat materi pelajaran yang setara dengan siswa yang dari luar Timika. Hal inilah yang mendorong saya belajar sekuat tenaga di saat mengikuti program kelas matrikulasi di SMA Lokon St. Nikolau. Saya berusaha keras hingga akhirnya saya dapat lulus program matrikulasi dan sekarang saya duduk di kelas XI SMA.  Belajar dari pengalaman, menurut saya program matrikulasi sangat penting bagi teman-teman pelajar yang berasal dari kabupaten Mimika, terutama teman-teman dari pedalaman Timika dalam mempersiapkan diri nantinya mengikuti proses belajar di kelas regular SMA atau perguruan tinggi.  Saya punya pesan untuk teman-teman yang akan belajar di SMA atau di perguruan tinggi sebaiknya teman-teman mengikuti program matrikulasi agar dapat mempersiapkan diri melanjutkan studi di perguruan tinggi .Siapkankanlah mental yang baik dan belajarlah berpikir dewasa . Janganlah teman-teman berpikir bahwa program ini akan menghambat studi, melainkan program ini akan membekali teman-teman dengan ketrampilan dasar dan melatih kebiasaan hidup yang baik. Siapkan pikiran yang jernih dan hati yang terbuka. Teman-teman akan belajar tentang mengubah cara berpikir dan sikap yang positif. Kejujuran juga sangat penting. Teman-teman perlu menyiapkan semangat yang kuat sebab tidak mudah mengikuti program ini. Pengalaman menunjukkan ada teman yang tidak lulus program sehingga harus pulang ke Timika. Tapi janganlah pesimis. Jadilah optimis. Dan kerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, sisanya biarlah Tuhan yang menyelesaikannya. Selamat belajar. Amin.